Artikel Ilmiah



PENTINGNYA PENDIDIKAN BAGI ANAK USIA DINI
Fitri Handayani
2021116369
fitrihan8810@gmail.com
Abtrak
Pendidikan merupakan aset penting bagi kemajuan sebuah bangsa. Oleh karena itu setiap warga negara harus dan wajib mengikuti jenjang pendidikan, baik jenjang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah maupun tinggi. Kebanyakan para orang tua dalam memulai proses masuk ke lembaga pendidikan untuk anaknya mengabaikan pendidikan anak usia dini. Padahal untuk mebiasakan diri dan mengembangan pola pikir anak, pendidikan sejak usia dini mutlak diperlukan. Sudah bukan informasi baru lagi, mengenai 3 tahun pertama anak adalah usia emas baginya untuk menyerap informasi sebanyak-banyaknya. Pendidikan bagi anak usia dini adalah pemberian upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh dan menghasilkan kemampuan dan keterampilan anak. Selain itu, pendidikan anak usia dini merupakan salah satu penyelenggaran pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik, kecerdasan baik kecerdasan emosi maupun spiritual. Pendidikan anak usia dini yang orang tua berikan kepada anak merupakan suatu persiapan kematangan anak dalam menghadapi masa demi masa untuk perkembangannya dimasa yang akan datang.
Kata Kunci : pendidikan anak usia dini
PENDAHULUAN
            Pendidikan anak usia dini (PAUD) atau usia pra sekolah adalah masa dimana anak belum memasuki pendidikan formal. Rentang usia dini merupakan saat yang tepat dalam pengembangkan potensi dan kecerdasan anak. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian ransangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, dan informal.
 Pengembangan potensi anak secara terarah pada rentang usia tersebut akan berdampak pada kehidupan masa depannya. Sebaliknya, pengembangan potensi anak yang asal-asalan, akan berakibat pada potensi anak yang jauh dari harapan. Oleh sebab itu anak usia dini perlu menempuh pendidikan usia dini untuk bekal mereka ke tahap pendidikan selanjutnya. PAUD tidak terkecuali juga berkaitan dengan asas otonomi daerah, di mana pendidikan diselanggarakan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan, yang sistematik, terbuka, dan multi makna.
Pemerintah telah menujukan kemauan politiknya dalam pembangunan SDM sejak dini. Pada Konferensi Pusat I Masa Bakti VII Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia telah di sepakati pentingnya PAUD dalam konsep pembinaan dan pengembangan anak dihubungkan pembentukan karakter mausia seutuhya. Sudah tidak dapat dipungkiri lagi, bahwa PAUD merupakan basis penentu atau pembentukan karakter manusia Indonesia di dalam kehidupan berbangsa. PAUD berfungis membina, menumbuhkan, dan mengembangkan seluruh potensi anak usia dimi secara optimal, sehingga terbentuk perilaku dan kemampuan dasar sesuai dengan tahap perkembangan agar memiliki kesiapan untuk mrmasuki pendidikan selanjutnya dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
Hakikat anak dalam pendidikan
Anak usia 4-6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang secara terminology disebut anak usia pra sekolah. Usia demikian merupakan masa peka bagi anak. Para ahli menyebut sebagai masa golden age, dimana perkembangan kecerdasan pada masa ini mengalami peningkatan 50%. Pada masa ini terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini merupakan tempo untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, seni, social emosional, disiplin diri, nilai-nilai agama, konsep diri dan kemandirian.[1]
Pendidikan anak usia dini merupakan wahana pendidikan yang fundamental dalam memperikan kerangka dasar terbentuk dan berkembangnya dasar-dasar pengetahuan, sikap, dan ketrampilan pada anak. Keberhasilan proses pendidikan pada masa dini tersebut menjadi dasar untuk proses pendidikan selanjutnya. [2]
Para ahli memberikan gambaran umum pandangan mereka mengenai PAUD yang dipetakan menjadi dua perspeksif. Pertama, perspektif pengalaman dan pelajaran. PAUD adalah stimulasi bagi masa yang penuh dengan kejadian penting dan unik yang meletakkan dasar bagi seseorang di masa dewasa.[3] Fernie dalam Suyadi (2013:16) meyakini bahwa pengalaman-pengalaman belajar awal tidak akan pernah bisa diganti oleh pengalaman-pengalamn berikutnya, kecuali dimodikasi.
Kedua, perspektif hakikat belajar dan pengembangan PAUD adalah suatu proses yang berkesinambungan antara belajar dan perkembangan. Artinya, pengalaman belajar dan perkembangan awal merupakan dasar bagi proses belajar dan perkembangan selanjutnya.[4] Menurut Ornstein dalam buku Suyadi (2013:17) menyatakan bahwa anak yang pada masa usia dininya mendapat rangsangan yang cukup dalam mengembangjan kedua belah otaknya (otak kanan dan otak kiri) akan memperoleh kesiapan yang menyeluruh untuk belajar dengan sukses/berhasil pada saat memasuki SD.
Jika dilihat dari kedua perspektif tersebut dapat dikatakan bahwa pendidikan anak usia dini penting dilakukan bagi anak karena dengan PAUD pengalaman-pengalaman yang didapat anak pada saat belajar awal akan menjadikan dasar bagi anak dalam pembelajarannya kedepan dan pengalaman-pengalaman tersebut tidak akan bisa diganti pada pembelajaran anak di tingkat selanjutnya. Dan PAUD membantu anak dalam proses pengembangannya dalam pengalaman belajar.
Konsep keilmuan PAUD bersifat isomorfis, artinya kerangka keilmuan PAUD dibangun dari interdisiplin ilmu yang merupakan gabungan dari beberapa disiplin ilmu, diantaranya psikologi, fisiologi, sosiologi, ilmu pendidikan anak, antropologi, humaniora, kesehatan, dan gizi serta neuro-sains atau ilmu tentang perkembangan otak manusia (Yuliani, 2009 : 10).  Berdasarkan tinjauan secara psikologi dan ilmu pendidikan, masa usia dini merupakan masa peletakan dasar atau fondasi awal bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Pertumbuhan dan perkembangan anak tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan perkembangan struktur otak.[5]
Kemudian, anak usia dini penting mengikuti PAUD yang sudah termasuk dalam lembaga pendidikan formal. Dinamakan lembaga pendidikan formal, karena PAUD sudah dapat dikatakan sebagai sekolah yang mempunyai bentuk yang jela, dalam artian memiliki program yang telah direncanakan dengan teratur dan ditetapkan dengan resmi, misalnya disekolah ada rencana pelajaran, jam pelaran dan peraturan lain yang menggambarkan bentuk dari program sekolah secara keseluruan. Sehingga ini dapat melatih dan mempersiapkan anak dalam mendapatkan pelajaran di tingkatan berikutnya.[6]
Dari segi empiris banyak sekali penelitian yang menyimpulkan bahwa pendidikan anak usia dini sangat penting karena pada waktu manusia dilahirkan, menurut Clark “kelengkapan organisasi otaknya mencapai 100-200 miliar sel otak yang siap dikembangkan dan diaktualisasikan untuk mencapai tingkat perkembangan optimal”(Suyadi, 2013: 2). Namun, hasil penelitian menyatakan bahwa hanya 5% potensi otak yang terpakai karena kurangnya stimulasi yang berfungsi untuk mengoptimalkan fungsi otak.[7] Karena itu untuk menambah agar stimulasi yang berfungsi untuk mengoptimalisasikan fungsi otak maka anak pada usia dini  sebaiknya mendapatkan pendidikan dari usia dini agar stimulasi yang mereka terima itu dapat dikembangkan untuk mengoptimalisasikan fungsi otaknya dan juga untuk membantu anak usia dini dalam tumbuh berkembangnya. Dan untuk mempersipkan diri mereka dalam mempelajari pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi lagi.

Metode pembelajaran anak usia dini
            Pembelajaran  PAUD pada umumnya dilandasi oleh dua teori belajar, yaitu (1) behaviorisme, dan (2) konstruktivisme. Kedua aliran teori tersebut memiliki karakteristik yang berbeda satu dengan lainnya, aliran behaviorisme menekankan pada hasil dari proses belajar, dan aliran konstrukvisme menekankan pada proses belajar.[8] Untuk lebih jelasnya berikut penjelasan mengenai bahoviorisme dan konstrukvisme :
1.      Teori belajar behaviorisme
Menurut Conny “behaviorisme adalah aliran psikologi yang memandang bahwa manusia belajar dipengaruhi oleh lingkungan/ belajar menurut teori ini merupakan perubahan perilaku yang terjadi melalui proses stimulus bersifat mekanis”(Isjoni, 2011: 75). Oleh karena itu, lingkungan yang sistematis, teratur dan terencana dapat memberikan pengaruh (stimulus) yang baik sehingga manusia bereaksi terhadap stimulus tersebut dan memberikan respon yang sesuai.
2.      Teori belajar konstruktivisme
Bahwa ilmu pengetahuan dibangun dalam diri seorang individu melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan/\. Dalam prakteknya teori ini antara lain terwujud dalam tahap-tahap perkembangan. Conny menyatakan bahwa “belajar adalah membangun (to construct) pengetahuan itu sendiri, setelah difahami, dicernakan dan merupakan perbuatan dari dalam diri seseorang (from withim)” (Isjoni, 2011: 76).
            Ada beberapa metode pembelajaran yang dapat diterapkan dikelompok PAUD :
1.      Metode bermain
Bermain merupakan pekerjaan masa kanak-kanak dan cermin pertumbuhan anak. Bermain merupakan kegiatan yang memberikan kepuasan bagi diri sendiri. Melalui bermain anak memperoleh pembatasan dan memahami kehidupan. Bermain merupakan kegiatan yang memberikan kesenangan dan dilaksanakan untuk kegiatan itu sendiri, yang lebih ditekankan pada caranya dari hasil yang diperoleh dari kegiatan itu.[9]
            Kegiatan bermain dilaksanakan tidak serius dan fleksibel. Menurut Dearden (Hetherington & parke, 1979 dalam Isjoni, 2011 : 87) bermain merupakan kegiatan yang nonserius dan sehalanya ada dalam kegiatan itu sendiri yang dapat memberikan kepuasan bagi anak. Metode bermain merupakan kegiatan yang memberikan kepuasan pada anak yang bersifat non serius, lentur, dan dengan bermain anak lebih imajinatif dalam melakukan suatu hal.
2.      Metode Karyawisata
Bagi anak karyawisata berarti memperoleh kesempatan untuk mengobservasi, memperoleh informasi, atau mengkaji sesuatu secara langsung (Hildebrand,1999 dalam Isjoni, 2011: 89). Berkaryawisata mempunyai makna penting bagi perkembangan anak karena dapat membangkitkan minat anak kepada suatu hal, memperluas perolehan informasi. Dari karyawisata anak dapat belajar dari pengalaman sendiri, dan sekaligus anak dapat melakukan generalisasi berdasarkan sudut pandang mereka.[10]
3.      Metode Bercakap-cakap
Bercakap-cakap berarti saling mengkomunikasikan pikiran dan perasaan secara verbal. Bercakap-cakap mempunyai makna bagi perkembangan anak karena percakap-cakap dapat meningkatkan ketrampilan berkomunikasi dengan orang lain, meningkatkan ketrampilan dalam melakukan kegitan bersama.
4.      Metode Bercerita
Bercerita dapat menjadi media untuk menyampaikan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Seorang pendongeng yang baik akan menjadikan cerita sebagai sesuatu yang menarik dan hidup. Keterlibatan anak terhadap cerita akan memberikan suasana yang segar, menarik dan menjadi pengalaman yang unik bagi anak.[11] Melalui bercerita kita dapat mengkomunikasikan nilai-nilai budaya dan social kepada anak. Melalui bercerita juga dapat membantu mengembangkan fantasi anak.
Urgensi pendidikan dalam pengembangan anak
            PAUD akan menjadi cikal bakal pembentukan karakter anak negeri kita, sebagai titk awal dari pembentukan SDM berkualitas, yang memiliki wawasan, intelektual, kepribadian, tanggung jawab, inovatif, kreatif, proaktif, dan pertisipatif serta semangat mandiri. Pendidikan anak memang harus dimulai sejak dini, agar anak bisa mengembangkan potensinya secara optimal. Anak-anak yang mengikuti PAUD menjadi lebih mandiri, disiplin dan mudah diarahkan untuk menyerap ilmu pengetahuan secara optimal. Ibarat jalan masuk menuju pendidikan dasar, PAUD memuluskan jalan itu sehingga anak menjadi lebih mandiri, lebih disiplin, dan lebih mudah mengembangkan kecerdasan majemuknya.
Konsep bermain sambil belajar serta belajar sambil bermain pada PAUD merupakan pondasi yang mengarahkan anak pada pengembangan kemampuan yang lebih beragam. Kebijakan pemerintah kabupaten akan ikut menentukan nasib anak serta kualitas anak dimasa depan. Masa depan yang berkualitas tidak datang dengan tiba-tiba, karenanya lewat PAUD kita pasang pondasi yang kuat agar di kemudian hari anak bisa berdiri kokoh dan menjadi sosok manusia yang berkualitas. Di samping pemerintah, masyarakat adalah komunitasi yang sangat berperan untuk mengembangkan PAUD. Jika kendalanya masalah biaya, masyarakat dalam hal ini lembaga penyelenggara PAUD bisa menyiasatinya dengan mereduksi biaya melalui kreativitas membuat alat peraga sendiri, menghilangkan kewajiban seragam serta memenuhi gizi anak-anak PAUD melalui program pemerintah.[12]
PAUD penting diikuti oleh setiap anak usia dini karena PAUD juga salah satu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai umur 6 enam tahun yang dilakukan dengan member rangsangan pendidikan untuk membantu anak dalam pertumbuhan dan perkembangan rohani dan jasmaninya, agar anak sudah memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. PAUD juga penting dilakukan untuk membentuk anak yang berkualitas.
Banyak manfaat dan dampak dari eksistensi PAUD ini terhadap perkembangan diri seorang anak. Dari anak pemalu dengan orang banyak, maka akhirnya menjadi berani tampil. Pada setiap kesempatan ulang tahun teman, acara public seperti lomba mewarnai, bahkan pada acara rapat orangtua dan komite sekolahpun anak-anak PAUD ini selalu maju untuk menyanyi. Selanjutnya bahwa pendidikan yang diperoleh di kelompok bermain telah meransang potensinya dalam berbagai hal. Saat ini anak-anak PAUD bahkan berani memutuskan untuk berlatih menyanyi diluar kelompok bermainya.[13]
Selain itu PAUD penting dilakukan untuk mengoptimalkan kecerdasan anak pada masa golden years. Pada masa golden years, pembentukan system saraf secara mendasar sudah terjadi. Pada masa ini terjadi hubungan antara sel-sel saraf. Kuantitas dan kualitas sambungan ini menentukan kecerdasan balita.[14] Oleh sebab itu jika pada masa ini anak belum menerima pendidikan maka akan kurang perkembangan anak dalam mengoptimalkan kecerdasannya. Karena pada masa golden years sistem sel-sel saraf anak masih sangat membutuhkan stimulus-stimulu untuk membantunya dalam memahami sesuatu untuk perkembangan kecerdasannya.
Peran orangtua dalam perkembangan anak.
            Tidak perlu diragukan lagi orangtua memiliki peran yang sangat besar dalam perkembangan anak. Anak itu harapan masa depan. Karenanya, mereka perlu dipersiapkan agar kelak menjadi sumber daya manusia yang berkualitas, sehat, bermoral, dan berguna bagi masyarakat untuk itu perlu dipersiapkan sejak dini yaitu sejak dalam kandungan melalui pengasuhan yang baik.[15] Orang tua lah yang pertama kali mengajarkan suatu hal kepada anak, misalnya dari mulai cara berjalan dan cara anak untuk bersosialisasi dengan lingkungannya. Rumah juga menjadi sekolah pertama bagi anak. Hal ini berimplikasi bahwa orang tua merupakan guru pertama bagi anak. Termasuk dalam kategori guru pertama bagi anak ini adalah kakek, nenek, dan orang-orang yang lebih dewasa dalam rumah tersebut. Oleh karena itu, persepsi rumah dan lembaga PAUD harus selaras, sehingga rumah menjadi sekolah awal sebelum masuk PAUD.[16]
            Selain itu orangtua juga berperan dalam menumbuhkan rasa aman dan percaya diri pada anak. Karean rasa aman dan rasa percaya diri merupakn kebutuhan dasar anak yang digunakan dalam bersosialisai pada lingkunganya. Rasa aman merupaka perasaan yang muncul dalam diri anka ketika diterima oleh lingkungan sosialnya. Artinya, perasaan terjamin daripada menakutkan. Perasaan ini muncul karena terjadinya hubungan antarmanusia dalam kehidupan social. Sedangkan rasa percaya diri merupakan dua perasaan dimana anak mempunyai keyakinan tentang dirinya sendiri bahwa ia mempunyai konsep tentang diri sendiri. Perasaan ini juga dibangun atau dikembangkan dari interkasi dengan orang lain, yakni dari respons orang lain terhadap dirinya.[17] Dengan demikian rasa aman dan rasa percaya diri merupakan dua perasaan yang sangat dekat. Dan disinilah peran orangtua diperlukan orang tua harus memastikan bahwa anak itu merasakan rasa aman pada saat bersosialisasi dengan lingkungannya. Orang tua mengenalkan lingkungan sekitar anak secara bertahap agar anak itu merasakan rasa aman dan tidak khawatir dalam bersosialisasi. Orang tua juga harus memastikan bahwa rasa percaya diri pada anak timbul karena jika rasa percaya diri pada anak sudah muncul maka dia tidak akan kesulitan dalam bersosialisasi maupun berkomunikasi dengan lingkunganya. Dan anak sudah tidak malu-malu lagi dalam melakukan suatu hal.
            Kemampuan anak bersosialisasi atau bercampur bersama orang lain atau ketrampilan membawakan diri ditengah-tengah masyarakat adalah sesuatu yang penting bagi anak. Namun justru karena pentingnya kemampuan ini bagi anak, menjadi kesempatan bagi orang tua atau orang dewasa untuk mananamkan nilai-nilai moral keagamaan maupun tata karma cara bergaul yang luwes dan ketrampilan untuk berhubungan dengan orang lain.
            Rubin Tzalalam Bruce merekomendasikan empat cara untuk mengembangkan ketrampilan membawakandiri dalam pergaulanagar anak mempunyai sifat luwes atau sensitive terhadap kebutuhan social. Keempat cara tersebut adalah dapat mencapai syarat untuk kelompok, didukung oleh anggota-anggota kelompok sebaya, konflik ditangani secara layak dan latihan senditivitas (Bruce, 1987 dalam Suyadi, 2011 : 158).
                        Keterlibatan orang tua disekolah juga membantu dalam meningkatkan pencapaian belajar anak. Orang tua yang sejak dini sudah terlibat dalam merencanakan pendidikan anaknyamempunyai efek menguntungkan terhadap pencapaian akademik di masa depan. Namun keterlibatan orangtua tidak cukup hanya dilakukan di rumah untuk meningkatkan kemampuan akademik anak orangtua juga harus ikut serat terlibat disekolah.[18]

PENUTUP
            Pendidikan anak usia dini penting lakukan bagi anak karena pada tahap itu anak mengalami masa golden years dimana pertumbuhan dan perkembangan anak mengalami peningkatan, jadi perlu adanya peran guru dan orang tua dalam pendidikan anak usia dini. Dalam pembelajaran pendidikan anak usia dini guru harus memahami metode apa saja yang tepat untuk digunakan dalam pembejaran anak. Hal ini dilakukakan demi tercapainya tujuan yang sesuai dengan yang telah ditetapkan dan agar pertumbuthan dan perkembangan anak dapat diawasi dengan baik sehingga anak sudah memiliki bekal awal untuk melanjutkan ke pendidikan selanjtunya. Peranan orang tua juga dibutuhkan dalam pendidikan anak usia dini, karena lingkungan yang pertama kali dikenal oleh anak adalah lingkungan keluarga jadi tidak dapat dipungkiri lagi bahwa orang tua adalah guru pertama bagi anak. Orang tua memiliki andil besar dalam pembelajaran anak. Peranan orang tua dalam membimbing dan melatih anak dalam pendidikan anak usia dini penting dilakukan, selain itu peranan lain orang tua adalah sebagai korektor, informator, motivator, dan fasilitator.

DAFTAR PUSTAKA
Hasan, Maimunah. 2010. Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Diva Press
Madyawati, Lilis. 2017.  Strategi Pemngembangan Bahasa pada Anak.  Jakarta: Kencana.
Maunah, Binti. 2009.  Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Teras
Isjoni. 2011. Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung: Alfabeta
Suyadi & Maulidya Ulfah. 2013. Konsep Dasar Paud. Bandung: PT Remaja Rosdakarya


[1] Isjoni, Model Pembelajaran Anak Usia Dini (Bandung: ALFABETA, 2011),  hlm. 19.
[2] Lilis Madyawati, Strategi Pemngembangan Bahasa pada Anak (Jakarta: Kencana, 2017), hlm. 3.
[3] Suyadi & Maudlidya Ulfah, Konsep Dasar Paud  (Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA, 2013), hlm. 16.
[4] Ibid, hlm, 17
[5] Ibid, hlm. 1
[6] Binti Maunah, Ilmu Pendidikan (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 102.
[7] Suyadi & Maudlidya Ulfah, Op.Cit., hlm. 2.
[8] Isjoni, Op.Cit., hlm. 74
[9] Ibid, hlm. 87
[10] Ibid, hlm. 89
[11] Ibid, hlm. 90
[12]Ibid,  hlm.40-41
[13] Ibid, hlm. 42
[14] Maimunah Hasan, Pendidikan Anak Usia Dini, (Jogjakarta:  DIVA Press, 2010) hlm 115
[15] Ibid, hlm. 130
[16] Suyadi & Maudlidya Ulfah, Op.Cit., hlm. 150
[17] Ibid, hlm. 154
[18] Ibid, hlm. 160

Artikel Ilmiah

PENTINGNYA PENDIDIKAN BAGI ANAK USIA DINI Fitri Handayani 2021116369 fitrihan8810@gmail.com Abtrak Pendidikan merupakan aset ...